Senin, 12 April 2010

STRATEGI INVENTARIS ALAT DAN BAHAN KIMIA

PENDAHULUAN
Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan. Salah satu keterampilan tersebut adalah dapat menata, mengadministrasikan, dan menginventarisasi alat dan bahan.
Inventaris merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk menyediakan rekaman tentang keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Bagi sekolah yang mempunyai beberapa laboratorium sangat penting untuk mendata fasilitas/menginventaris alat dan bahan laboratorium untuk kegiatan pembelajaran siswa. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan anggaran atau mempersiapkankan kegiatan pada tahun yang akan datang.
Misalnya sebagai pedoman untuk dapat mengganti peralatan yang telah rusak, menambah peralatan baru dan sebagainya. Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
Untuk itu perlu inventaris yang baik sehingga memudahkan pengelolaan, penggunaan, dan pendataan asset laboratorium. Menyelenggarakan inventarisasi terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki sekolah adalah kewajiban bagi sekolah yang bersangkutan. Sistem dan pelaksanaan inventarisasi harus mengikuti peraturan atau petunjuk yang berlaku.
INVENTARIS ALAT DAN BAHAN
1.Pemberian Klasifikasi dan Kode Barang Inventaris
Tujuan pemberian klasifikasi dan kode barang inventaris adalah untuk memudahkan mengontrol keadaan barang. untuk barang pada umumnya diberi kode dalam bentuk angka numerik yang tersusun menurut pola tertentu. Kode ditempelkan pada tempat penyimpanan alat atau bahan (Rak, Almari, Laci) gunanya untuk membantu mempercepat pengambilan alat dan bahan.


2.Pengelompokan Inventaris
Untuk memudahkan inventaris, alat dan bahan dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakteristiknya masing-masing. Berikut ini contoh pengelompokan alat dan bahan. Macam-macam alat:
a.Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur, stopwatch, mikrometer sekrup, dsb.
b.Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus, dsb.
c.Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar bunsen/spiritus, mortar dan alu.
d.Alat-alat kayu, seperti statip buret, penjepit tabung reaksi, dsb.
e.Alat-alat mesin, seperti genset, mesin pompa vakum, pompair, dsb.
f.Alat-alat plastik, seperti botol semprot, botol reagen, slang, suntikan plastik (siring).
g.Alat-alat karet, seperti slang karet, sumbat botol, pipet tetes, sarung tangan.
h.Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja di laboratorium IPA, seperti : alat pemadam kebakaran, kotak pertolongan pertama lengkap dengan isinya, alat kebersihan.
Bahan-bahan kimia di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi:
a.Bahan yang mudah terbakar, seperti fosfor, karbondisulfida dan senyawa organik yang mudah menguap.
b.Bahan yang bersifat racun, seperti anilin, benzena, uap brom, uap raksa, toluene.
c.Bahan yang mudah meledak, seperti Hidrogen peroksida (pekat), asam perklorat (dalam pemanasan), logam natrium bila bereaksi dengan air.
d.Bahan yang bersifat korosif, seperti NaOH, KOH, HCl, H2SO4, fenol.
e.Bahan yang dapat mengoksidasi, seperti KMnO4, KClO3, K2CrO4, H2O2 encer.
f.Bahan yang bersifat mengiritasi, seperti
Padat Cair Gas
NaOH H2SO4 Cl2
KOH Br2 NO2
CaCl2
Asam sitrat
3.Pengisian Alat dan Bahan Inventaris
untuk memberikan informasi tentang barang inventaris yang dicatat selengkap mungkin, berbagai format dokumen/alat inventaris telah dikembangkan dan untuk digunakan. Berikut ini contoh format inventaris alat.

Daftar inventarisasi bahan


KESIMPULAN
Inventarisasi peralatan dan bahan laboratorium sangat penting dan harus dilakukan secara teliti, akurat dan rapi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Inventaris yang baik dapat memudahkan pengelolaan, penggunaan, dan pendataan asset laboratorium. Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris Laboratorium. Inventarisasi dapat bertujuan untuk mencegah terjadinya kehilangan, penyalahgunaan, mengurangi biaya operasional, mencegah pemakaian berlebihan, meningkatkan kerjasama laboratorium, dan mendukung terciptanya kondisi yang aman.

Evaluasi Pembelajaran Kimia

A.RUBRIK PENILAIAN NON TES (KINERJA PELAKSANAAN PRAKTIKUM)
Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian biasanya digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam berpidato, pembacaan puisi, diskusi, pemecahan masalah, partisipasi siswa dalam diskusi, menari, memainkan alat musik, aktivitas olahraga, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, dan aktivitas lain yang bisa diamati atau di observasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian kinerja adalah sebagai berikut :
  • Identifikasikan semua aspek penting
  • Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan
  • Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu banyak
  • Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati
  • Apabila menggunakan rating scale perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan (misalnya : baik apabila ......, cukup apabila ......, kurang apabila ......)
a. Kriteria Penskoran
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Baik sekali, jika cara-cara penggunaan alat yang dilakukan dengan sangat tepat
Baik, jika cara-cara penggunaan alat yang dilakukan dengan tepat
Cukup, jika cara-cara penggunaan alat yang dilakukan kurang tepat
Kurang, jika cara-cara penggunaan alat yang dilakukan tidak tepat

b. Kriteria Penilaian
Skor minimum = 1 x 10 (aspek yang dinilai) = 10
Skor maksimum = 4 x 10 (aspek yang dinilai) = 40
Kategori kriteria = 4
Rentang nilai = = 7,5 8
Sehingga penilaian =
A dengan skor 34-40
B dengan skor 26-33
C dengan skor 18-25
D dengan skor 10-17

B. PENILAIAN URAIAN BEBAS

Bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kemampuan siswa dalam semua tingkat ranah kognitif. Kaidah penulisan instrumen bentuk uraian bebas adalah :
a. menggunakan kata-kata seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, hitunglah dan buktikan.
b. menghindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda.
c. menggunakan bahasa yang baku.
d. membuat petunjuk mengerjakan soal.
e. membuat kunci jawaban.
f. membuat pedoman penskoran.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didik, penurunan titik didih beku larutan dan
tekanan osmotik termasuk sifat koligatif larutan.
Kelas / Program : XII/IPA
Semester : 1 (satu)




DAFTAR PUSTAKA

Ernavita. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas.

Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.

karakteristik atom karbon

Penggolongan senyawa karbon organik didasarkan kepada sifat dan strukturnya. Senyawa karbon organik mempunyai ciri khas bahwa di dalam strukturnya terdapat rantai atom karbon. Jenis dan jumlah senyawa karbon banyak sekali, diperkirakan mencapai 6 juta jenis senyawa. Banyaknya jenis dan jumlah senyawa karbon tidak terlepas dari karakteristik atom karbon itu sendiri, antara lain:
1.Atom karbon mempunyai nomor atom 6, dengan empat elektron valensi, keempat elektron valensi dapat membentuk pasangan elektron bersama dengan atom lain membentuk ikatan kovalen. Keempat elektron valensi ini dapat digambarkan sebagai tangan ikatan.


2.Ikatan kovalen yang terbentuk antara atom C dengan atom C atau non-logam lainnya tergolong kuat. Hal ini dapat dipahami dengan membandingkan atom C dan atom Silikon (Si) yang juga menempati golongan IV A dengan 4 elektron valensi. Akan tetapi, Si terletak pada periode 3 sehingga jarak elektron valensi dari inti lebih jauh. Akibatnya, atom Si tidak dapat membentuk ikatan kovalen yang kuat dengan atom Si atau atom non-logam lainnya.
3.Atom karbon dengan keempat tangan ikatan itu dapat membentuk rantai atom karbon dengan berbagai bentuk dan kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan yang bervariasi itu menyebabkan terjadinya banyak variasi senyawa yang dibentuk oleh atom karbon.
Beberapa kemungkinan rantai karbon yang dibentuk dapat dikelompokkan sebagai berikut:


a.Berdasarkan Jumlah Ikatan
•Ikatan tunggal, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan satu tangan ikatan (sepasang elektron ikatan)
•Ikatan rangkap dua, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan dua tangan ikatan (dua pasang elektron ikatan).
•Ikatan rangkap tiga, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan tiga tangan ikatan (tiga pasang elektron ikatan).
b.Berdasarkan Bentuk Rantainya
•Rantai terbuka, rantai yang antara ujung-ujng atom karbonnya tidak saling berhubungan. Pada rantai jenis ini ada rantai bercabang dan yang tidak bercabang.

•Rantai tertutup, pada rantai ini terdapat pertemuan antara ujung-ujung rantai karbonnya.
c.Kedudukan Atom Karbon dalam Rantai Karbon
Kedudukan atom karbon dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
•Atom karbon primer, yaitu atom karbon yang hanya terikat oleh satu atom karbon yang lain.
•Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang terikat oleh dua atom karbon yang lain.
•Atom karbon tersier, yaitu atom karbon yang terikat oleh tiga atom karbon yang lain.
•Atom karbon kuarterner, yaitu atom karbon yang terikat oleh empat atom karbon yang lain.

Kelompok senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon, yaitu senyawa karbon yang tersusun dari atom karbon dan hidrogen.Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik tidak mengandung gugus benzena, sedangkan hidrokarbon aromatik mengandung satu atau lebih cincin benzena.
1.Hidrokarbon Alifatik
Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi alkana, alkena, alkuna, dan sikloalkana.
a.Alkana
Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2, dengan n = 1,2,…. Ciri terpenting dari molekul hidrokarbon alkana adalah hanya terdapat ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh karena mengandung jumlah maksimum atom hidrogen yang dapat berikatan dengan sejumlah atom karbon yang ada. Alkana yang paling sederhana (yaitu n = 1) adalah metana CH4, yang merupakan hasil alami penguraian bakteri anaerob dari tanaman-tanaman dalam air.
b.Alkena
Alkena mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap dua karbon-karbon. Alkena mempunyai rumus umum CnH2n, dengan n = 2,3,…. Alkena yang paling sederhana adalah etilena ,C2H4, dimana kedua atom karbonnya terhibridisasi sp2 dan ikatan rangkap duanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan pi.
c.Alkuna
Alkuna mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Alkuna mempunyai rumus umum CnH2n-2, dengan n = 2,3,…. Alkuna yang palling sederhana adalah etuna, yang lebih dikenal sebagai asetilena, C2H2.
d.Sikloalkana
Alkana yang atom-atom karbonnya bergabung dalam bentuk cincin dikenal sebagai sikloalkana. Sikloalkana mempunyairumus CnH2n, dengan n = 3,4,…. Sikloalkana yang paling sederhana adalah siklopropana, C3H6. Banyak zat yang penting secara biologis seperti zat pembunuh kuman, gula, kolesterol, mengandung satu atau lebih system cincin yang dimaksud.
2.Hidrokarbon Aromatik
Benzena adalah senyawa induk dari golongan besar zat organik ini. Benzena berupa molekul segienam datar dengan atom-atom karbon yang terletak pada keenam sudutnya.

Minggu, 11 April 2010

SEL VOLTA

A. Potensial Elektroda

Potensial suatu elektroda tunggal sangat sulit ditentukan secara langsung. Oleh karena itu diperlukan dua sistem elektroda yg mambentuk sel, dengan salah satu elektroda memiliki harga potensial nol sehingga potensial elektroda yang lain dapat diukur melalui volt meter. Elektroda pembanding,yaitu elektroda hidrogen dengan harga potensial eletrodanya nol.

Daftar potensial elektroda standar untuk beberapa logam penting.

B. Sel Volta

Sel Volta (sel galvani) adalah sel elektrokimia yang dirancang untuk menjadikan suatu redoks spontan menghasilkan energi listrik. Terbentuknya arus listrik dari reaksi kimia ini ditemukan oleh 2 orang ahli kimia Italia yg bernama Alessandro Guiseppe Volta dan Luigi Galvani.

Rangkaian sel vota

Potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu sel volta disebut potensial sel (E sel), yang merupakan selisih Eo kedua elektroda . Dirumuskan dengan:

E sel = Eo Katoda – Eo Anoda atau

E sel = Eo reduksi – Eo oksidasi

Bagaimana menentukan zat mana yg mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi?

Contoh pada 2 reaksi setengah sel berikut:

a) Cu2+ + 2e Cu Eo = +0,34V

b) Ag+ + e Ag Eo = +0,80 V

Ø Setengah sel reaksi a memiliki E lebih negatif maka reaksinya oksidasi, terjadi pada anoda. Cu Cu2+ + 2e

Ø Setengah sel reaksi a memiliki E lebih positif maka reaksinya reduksi, terjadi pada katoda Ag+ + e Ag

Contoh lain:

Diketahui : Ni2+ + 2e Ni E0=-0,25V

Cu2+ + 2e Cu E0= +0,34V

Tentukan potensial sel (E sel) dari kedua elektroda tersebut!

Dijawab :

karena Ni2+ lebih negatif , maka reaksi setengah selnya adalah reaksi oksidasi dan terjadi di anoda. Sedang Cu2+ reaksinya reduksi, terjadi dikatoda.

Katoda: Cu2+ + 2e Cu Eo = +0,34 V

Anoda : Ni Ni2+ + 2e Eo = +0,25 V

Cu2+ + Ni Ni + Cu2+ Esel =+0,59 V

Dengan demikian potensial sel (E sel ) nya sebesar 0,59 V

C. Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Sel Kering (Sel Leclanche)

Ø Dikenal sebagai batu baterai

Ø Terdiri dari katode yang berasal dari karbon(grafit) dan anode logam zink

Ø Elektrolit yang dipakai berupa pasta campuran MnO2, serbuk karbon dan NH4Cl

Persamaan reaksinya :

Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e " Mn2O3 + H2O

Anode : Zn " Zn2+ + 2e

Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn " Mn2O3 + H2O + Zn2+

2. Sel aki

Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan . Anodenya terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat dari logam timbal yang dilapisi PbO2.

Reaksi penggunaan aki :

Anode : Pb + SO4 2- " PbSO4 + 2e

Katode : PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e " PbSO4 + 2H2O

Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ " 2PbSO4 + 2H2O

Reaksi Pengisian aki :

2PbSO4 + 2H2O " Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+

3. Sel Perak Oksida

Sel ini banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat elektronik.

Reaksi yang terjadi :

Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) " Zn(OH)2(s) + 2e

Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e " 2Ag(s) + 2OH-(aq)

Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) " Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)

Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V

4. Sel Nikel Cadmium (Nikad)

Sel Nicad merupakan sel kering yang dapat diisi kembali (rechargable). Anodenya terbuat dari Cd dan katodenya berupa Ni2O3 (pasta). Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,29 V. Reaksinya dapat balik :

NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O 2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2

5. Sel Bahan Bakar

Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani dengan pereaksi – pereaksinya (oksigen dan hidrogen) dialirkan secara kontinyu ke dalam elektrode berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode dari nikel oksida dan elektrolit KOH.

Reaksi yang terjadi :

Anode : 2H2(g) + 4OH-(aq) 4H2O(l) + 4e

Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq)

Reaksi sel : 2H2(g) + O2 2H2O(l)

D. Latihan

1. Pada elektrolisis leburan MgCl2 dengan elektroda grafit, maka di katoda akan dihasilkan .....

  1. Gas klorin
  2. Gas hydrogen
  3. Larutan Mg(OH)2
  4. Logam Mg
  5. Gas Oksigen

2. Berapa faraday yang diperlukan untuk mereduksi 60 gram ion kalsium menjadi logam kalsium .... (Ar = Ca = 40)

A. 1,0

B. 1,5

C. 2,0

D. 3,0

E. 4,0

3. Sel volta berikut ini yang sering disebut dengan Sel Leclanche....

A. Aki

B. Batu batere

C. Sel perak oksida

D. Sel nikel cadmium

E. Sel bahan bakar

Jumat, 09 April 2010

Perawatan dan Penyimpanan Alat dan Bahan

PENDAHULUAN

Untuk menata alat dan zat kimia yang ada di laboratorium, diperlukan pengetahuan khusus tentang alat dan zat kimia yang dapat menentukan keberhasilan dalam mengelola laboratorium. Pengetahuan tentang zat kimia yang perlu diketahui adalah sifat-sifatnya, baik sifat fisik maupun sifat kimianya. Pengetahuan tentang alat yang perlu diketahui adalah petunjuk penggunaan alat dan bahan pembuat alat.

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti: (1) membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, (2) menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, (3) menjaga kebersihan alat, (4) menyimpan alat.


PERAWATAN DAN PENYIMPANAN ALAT DAN BAHAN

A. Perawatan dan Penyimpanan Alat

Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan.

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :

1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.

2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).

3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :

1. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan bahan kimia saja

2. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian

3. Keperangkatan

4. Nilai/ harga alat

5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya

6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan

7. Bahan dasar penyusun alat, dan

8. Bentuk dan ukuran alat

9. Bobot / berat alat

1. Fungsi Alat

penyimpanan alat mengacu atas dasar fungsi alat, maka akan diperoleh jumlah kelompok alat yang relatif banyak sesuai konsep-konsep kimia yang harus dipelajari. Oleh karena itu pengelompokkan berdasarkan fungsi alat cukup kita bagi menjadi alat yang berfungsi sebagai alat ukur dan alat bukan alat ukur. Tabel1 memperlihatkan beberapa contoh fungsi alat ukur dan penyimpanannya.


Tabel-1. Alat-alat Ukur Kimia dan Cara Penyimpanannya

Nama Alat

Gambar Alat

Fungsi

Penyimpanan /Pemeliharaan

Neraca

Analitik

Digital

Dan Neraca Analitik

Ayun

Mengukur massa benda

Di ruang timbang dengan meja beton (meja tidak terpengaruh getaran) dan terhindar suhu tinggi

pH

meter

digital

Mengukur pH larutan

Cabinet, kering, elektroda terlindungi dan tidak kering dari larutan KCl jenuh

Gelas ukur

Mengukur Jumlah Volume cairan

Lemari rak (shelves)

Labu ukur

Menentukan konsentrasi larutan baku

Lemari rak (shelves)

Pipet ukur

Mengambil volume cairan

Rak pipet


2. Kualiatas Alat termasuk Kecanggihan dan ketelitian

Dalam hal ini kualitas berkaitan dengan kecanggihan dan ketelitian (precison) alat. Beberapa alat kimia canggih misalnya FT-NMR (Fourier Transform Nuclear Magnetic Resonance Spectrometer), Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), Fourier Transform Infra Red Spectrometer (FT-IR), Ultra Violet-Visible Spectrometer (UV-Vis), Gas Chromatoghaphy-Mass Spectrometer (GCMS), X-Ray Diffractometer (XRD), Scanning Electrom Microscope (SEM), Raman spectrometer, Analizaer elektrokimia dll. Beberapa alat canggih ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.


Tabel 2 Beberapa Contoh Instrumen Kimia Canggih & Cara Penyimpanannya

Nama Alat

Gambar Alat

Fungsi

Penyimpanan

FT-NMR

Menentukan posisi atom dalam molekul

ruang khusus

dg kondisi tertentu

Raman spectrometer

Menentukan struktur dan dinamika senyawa kompleks logam transisi

ruang khusus

dg kondisi tertentu

GCMS

Menentukan massa dan pemisahan senyawa

ruang khusus

dg kondisi tertentu

FTIR

Menentukan

vibrasi molekul

ruang khusus

dg bebas uap air

Analizer Elektrokimia

Menentukan logam trace dari lingkungan dan mekanisme reaksi redoks

ruang khusus

dg kondisi tertentu

Student Spectro-photometer

Menentukan konsentrasi larutan berdasarkan serapan

ruang instrumen


3. Keperangkatan

Atas dasar karakteristik dari peralatan keperangkatan, maka tempat yang diperlukan untuk menyimpan alat tersebut relatif harus lebih luas dari alat tunggal. Di samping itu alat keperangkatan yang berfungsi sebagai alat ukur, tempat penyimpanannya harus dipilih yang sifatnya permanen karena seringnnya membongkar pasang komponen alat akan menyebabkan alat cepat rusak.

4. Nilai/harga alat

Nilai atau harga alat lab harus diketahui oleh pengelola lab, setidaknya dapat menilai mana alat yang mahal dan mana alat yang lebih murah. Alat yang mahal harus disimpan pada tempat yang lebih aman atau pada ruangan / lemari yang terkunci. Sementara alat yang tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka. Akan tetapi jika tempat atau lemari jumlahnya mencukupi, maka semua alat lab harus tertutup. Alat lab yang sering terkena debu akan cepat rusak.

5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan alat adalah kuantitasnya. Alat canggih tentu akan mahal harganya, sehingga kuantitasnya rendah dan termasuk alat langka. Alat langka diperlukan pengamanan yang lebih baik, misalnya disimpan dalam lemari atau ruangan yang terkunci. Dalam penggunaannya, alat langka tidak boleh digunakan oleh sembarang orang. Jika memungkinkan ada petugas yang dilatih dan diberi tanggung jawab secara khusus untuk menanganinya

6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan

Sifat kepekaan alat juga sangat penting diketahui oleh petugas lab. Ada alat yang peka terhadap kelembaban seperti mikroskop. Ada pula alat yang peka terhadap getaran dan panas seperti neraca analitik. Alat yang peka terhadap kelembaban terutama di daerah dingin, sekalipun alat tersebut disimpan dalam lemari secara tertutup, besar kemungkinan alat tersebut akan ditumbuhi jamur. Lensa objektif dan okuler pada mikroskop cepat berjamur di daerah lembab. Cara mencegah pengaruh kelembaban ini adalah dengan memasang listrik pada lemari penyimpanan. Mikroskop harus selalu disimpan di dalam petinya yang dilengkapi adsorben silika gel.

7. Bahan dasar penyusun alat

Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus dikelompokkan dengan statif atau klem tiga jari karena ketiganya memiliki bahan dasar yang sama yaitu logam, sedangkan gelas kimia dikelompokkan dengan labu erlenmeyer dan labu dasar rata karena bahan dasarnya gelas. Belumlah cukup hanya dengan memperhatikan bahan dasar dari alat, namun penyimpanan alat yang memiliki bahan dasar yang sama harus ditata kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem tiga jari adalah menggunakan lemari rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda dengan tahap rak klem tiga jari, akan tetapi kedua tahap rak harus berdekatan.

Dengan memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat dari logam umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari gelas atau plastik. Oleh karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga diperhatikan. Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih tinggi, agar mudah diambil dan disimpan kembali.

8. Bentuk dan Ukuran Alat

Di samping aspek-aspek yang telah dikemukakan, aspek lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan dan penataan alat adalah bentuk dan ukuran alat. Misalnya labu erlenmeyer dikenal ada yang memiliki bentuk mulut lebar dan mulut kecil, demikian ada yang berukuran 100 mL, 250 mL, 500 mL dst. Oleh karena itu jika labu erlenmeyer disimpan pada satu tahap rak, maka pada tahap rak itu pula harus ditata kelompok labu erlenmeyer yang bermulut lebar berukuran 100 mL, 250 mL, dan 500 mL masing-masing secara terpisah; juga ditata labu erlenmeyer bermulut kecil dengan ukuran 100 mL, 250 mL, dan 500 mL secara terpisah.

9. Bobot/berat alat

Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.

B. Perawatan dan Penyimpanan Bahan/Zat Kimia

Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Untuk menyimpan bahan kimia di gudang bahan (storage) maka perlu pengetahuan dasar tentang:

1. Sifat bahaya yang ditimbulkan

2. Kemungkinan interaksi antara bahan

3. Kondisi yang mempengaruhi

4. Interaksi bahan dengan wadah penyimpanan (bahan hasil preparasi)

Penyimpanan bahan kimia diberi label terhadap masing-masing jenisnya sehingga sifat-sifat bahayanya dapat dikenal dengan cepat.

Alangkah baiknya jika tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan tersebut diberi label dengan warna berbeda. Misalnya warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah.

1. Penyimpanan berdasarkan sifat bahaya

Berikut ini adalah menyimpan bahan sesuai dengan jenis bahaya yang ditimbulkankannya.

a. Bahan yang mudah meledak (Explosive)

Contoh : Amonium nitrat, nitrosellulosa, trinitrotoluene

Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi. Hindari benturan, gesekan dan loncatan api dan panas.

b. Bahan yang mudah terbakar (Flammable)

Contoh: aluminium alkil fosfor, butana, aseton

Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi serta tersedia alat pemadam kebakaran. Hindari kontak langsung dengan udara dan sumber api.

c. Bahan yang mudah teroksidasi (Oxidizer)

Contoh : Hidrogen peroksida, kalium perklorat, dan kalium permanganate

Disimpan diruangan yang dingin dan berventilasi. Hindari panas, bahan mudah terbakar dan reduktor.

d. Bahan korosif (corrosive)

Contoh: belerang dioksida, asam-asam, anhidrida asam dan alkali

Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi.

e. Bahan beracun

Contoh: Arsen triklorida, merkuri klorida dan sianida

Hindari kontaminasi dengan udara,pernapasan serta kontak dengan kulit dan mata.

f. Bahan yang iritan

Contoh: Ammonia dan benzyl klorida

Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi.

g. Gas bertekanan

Disimpan di ruangan dingin dan jangan terkena langsung dengan sinar matahari. Bila tidak digunakan disimpan dalam keadaan tidur. Bila digunakan disimpan dalam keadaan berdiri ke dinding khususnya untuk tabung yang tinggi.

2. Bahan-bahan incompatible

Bahan-bahan yang bila berdekatan menimbulkan racun, reaksi hebat, kebakaran atau ledakan.

Tabel 3 Klasifikasi Penyimpanan Bahan Kimia

Bahan Kimia

Tidak Boleh Bercampur dengan

Asam asetat

CH3COOH

Asam kromat, H2Cr2O4; Asam nitrat, HNO3;

Senyawa hidroksil, -OH; Etilen glikol, C2H6O2;

Asam perklorat, HClO4; Peroksida, H2O2, Na2O2;

Permanganat, KMnO4

Aseton

CH3COCH3

Campuran asam nitrat dan asam sulfat pekat, (HNO3 pkt + H2SO4 pkt); Basa kuat, NaOH, KOH

Asetilen

C2H2

Flor, F2; Klor, Cl2; Brom, Br2; Tembaga, Cu; Perak, Ag; Raksa, Hg

Logam alkali

Li, Na, K

Air, H2O; Karbon tetraklorida, CCl4; Hidrokarbon terklorinasi, CH3Cl; Karbon dioksida, CO2; halogen, F2, Cl2, Br2, I2

Amonia anhidros,

NH3

Raksa, Hg; Kalsium, Ca; Klor, Cl2; Brom, Br2; Iod, I2; Asam florifa, HF; Hipoklorit, HClO, Ca(ClO)2

Amonium nitrat,

NH4NO3

Asam; serbuk logam; cairan dapat terbakar; Klorat, ClO3- ; Nitrit, NO2-; belerang, S8; serbuk organik; bahan dapat terbakar

Anilin

C6H5NH2

Asam nitrat, HNO3;

Hidrogen proksida, H2O2

Bahan arsenat, AsO3-

Bahan reduktor

Azida, N3-

Asam

Brom, Br2

Amonia, NH3; Asetilen, C2H2; butadiena, C4H6; butana, C4H10; metana, CH4; propana, C3H8 ( atau gas minyak bumi), hidrogen, H2; Natrium karbida, NaC; terpentin; benzen, C6H6; serbuk logam

Kalsium oksida, CaO

Air, H2O

Karbon aktif, C

Kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2; Semua oksidator

Karbon tetraklorida, CCl4

Natrium, Na

Klorat, ClO3-

Garam amonium; asam; Serbuk logam; Belerang, S8; Bahan organik serbuk; Bahan dapat terbakar

Asam kromat, H2Cr2O4; Krom trioksida, Cr2O3

Asam asetat, CH3COOH; Naftalen, C10H8; Kamper, C10H16O; gliserol, HOCH2CH(OH)CH2OH; Gliserin; terpentin; alkohol; cairan mudah terbakar

Klor, Cl2

Ammonia, acetylene, butadiene, butane, methane, propane (or other petroleum gases), hydrogen, sodium carbide, turpentine, benzene, finely divided metals

Klor dioksida, ClO2

Ammonia, metana, fosfin, Asam sulfida

Tembaga

Asetilen, hidrogen peroksida

Cumene hidroperoksida

Asam, organik atau anorganik

Sianida

Asam

Cairan dapat terbakar

Amonium nitrat, Asam kromat, hidrogen peroksida, Asam nitrat, Natrium peroksida, halogen

Hidrokarbon

Flor, klor, brom, ASam kromat, Natrium peroksida

Asam sianat

Asam nitrat, Basa

Asam florida

Ammonia, aqueous or anhydrous

Hidrogen peroksida

Tembaga, Krom, Besi, Kebanyakan logam atau garamnya, Alkohol, Aseton, bahan organik, Anilin, Nitrometan, Cairan dapat terbakar

Asam sulfida

Asam nitrat berasap, Asam lain, Gas oksidator, Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen

Hipoklorit

Asam, Karbon aktif

Iod

Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen

Raksa

Asetilen, Asam fulmanat, Amonia

Nitrat

Asam sulfat

Asam nitrat (pekat)

Asam asetat, Anilin, Asam kromat, Asam sianat, Asam sulfida, Cairan dapat terbakar, Gas dapat terbakar, Tembaga, Kuningan, Logam berat

Nitrit

Asam

Nitroparafin

Basa anorganik, Amina

Asam oksalat

Perak, Raksa

3. Kondisi yang mempengaruhi

Sumber kerusakan bahan akibat lingkungan seperti udara,suhu, dan kelembaban udara. Kontak dengan udara, suhu dan kelembaban udara mengakibatkan bahan kimia bereaksi menimbulkan zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas sehingga bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.

4. Interaksi bahan dengan wadah penyimpanan

Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik, bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca, bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.

KESIMPULAN

Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan. Beberapa sifat zat yang perlu diketahui adalah: wujud, warna, bau, titik nyala (mudah terbakar atau tidak), bersifat racun atau bukan, higroskopis ( dapat menarik air), atau tidak, ambinge terhadap cahaya atau tidak, dapat merusak kulit, kayu, ubin, kertas atau tidak, mudah terurai, mudah bereaksi dengan zat tertentu, dan sifat-sifat lainnya. Untuk mengetahui sifat zat kimia dapat dipelajari dari ambing bahaya yang tercantum pada label wadahnya sehingga kita dapat menangani zat kimia tersebut dengan hati-hati.

DAFTAR PUSTAKA

Umaedi, 1999. Pengelolaan Laboratorium Kimia. Jakarta. Departemen P & K

Tim Dosen. 2009. Pengelolaan Laboratorium. Medan, Unimed.

http: //guruiler. wordpress. com/ 2009/06/10/alat-alat lab ipa

http: // www. psb – psma. org/content/blog/pengelolaan _lab_belajar 4_administrasi_fasilitas_di_laboratorium.

http: //deean 126. blogspot.com/2008-12-01_archive.html.